Pure
red cell aplasia (Aplasi sel darah merah murni)
Oleh:
Nurcholid Umam K
Pure red cell aplasia
(PRCA) didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana prekursor
sel darah merah di sumsum tulang hampir tidak ada, sementara
megakaryosit dan prekursor leukosit normal (Schick, 2009), sehingga individu yang terkena tidak dapat memproduksi sel darah merah atau eritrosit.. Pada 1922,
Kaznelson menemukan dan menyadari hal ini sebagai suatu hal yang
berbeda dari anemia aplastik. PRCA terdapat dalam beberapa bentuk,
dan bentuk yang paling umum ada adalah kondisi yang dapat sembuh
sendiri. PRCA yang didapat sering kronik dan berhubungan dengan
penyakit yang mendasari seperti thymoma dan penyakit autoimun. Sebuah
kasus PRCA kongenital pertama kali dideskripsikan oleh Joseph pada
tahun 1936 dan oleh Diamond-Blackfan pada tahun 1938. PRCA kongenital
adalah kelainan yang akan diderita seumur hidup dan berhubungan
dengan abnormalitas fisik. Baik PRCA kongenital maupun yang didapat
biasanya tidak respon dengan terapi.
Patofisiologi
Prekursor eritroid di
sumsum tulang adalah target utama pada PRCA. Sebagai hasilnya, pasien
dapat berkembang menjadi anemia normoblastik normokromik
dan tidak adanya retikulosit yang tampak (Perdahl, 1994).
Jejas pada sel stem intra
uterin diyakini merupakan etiologi dari sekitar 90% kasus kongenital
PRCA (misalnya sindrom Diamond-Blackfan). Teori ini berdasar bukti
bahwa PRCA kongenital sering berhubungan dengan abnormalitas fisik
secara acak, sementara jarang merupakan kelainan familial atau
berhubungan dengan abnormalitas kromosomal. Bagaimanapun juga,
riwayat keluarga dengan PRCA telah terdeteksi pada sekitar 10% pasien
dengan PRCA congenital (Da Costa, 2001).
Bentuk yang akut dan self
limited biasanya merupakan akibat sekunder dari virus dan kegagalan
perbaikan akibat obat (drug induce) pada sel-sel progenitor eritroid.
Bentuk kronis yang didapat dari PRCA berhubungan dengan thymoma dan
penyakit autoimun. Kerusakan pada progenitor eritroid atau sel
prekursor muncul sebagai immune mediated dan T cell mediated. Pada
keduanya baik akut maupun kronis yang didapat, sel yang terpengaruh
adalah progenitor yang telah berdiferensiasi dari sel stem dan dapat
mengekspresikan erythropoietin (EPO) reseptor. Kemudian, tidak
seperti pada PRCA kongenital, sel stem biasanya bukan merupakan
target pada PRCA akut dan didapat.
Yang menarik, PRCA dapat
diinduksi oleh FeLV-C/Sarma, sebuah retrovirus pada kucing, dan telah
diajukan sebagai system model untuk mempelajari PRCA. Sebagai
tambahan, anjing dapat mengalami PRCA yang merespon terapi
imunosupresi
(Schick, 2009).
Frekuensi
PRCA akut transient
merupakan bentuk yang paling umum. Bagaimanapun juga, frekuensinya
masih belum dijelaskan dengan baik karena PRCA yang
disebabkan drug induce dan virus biasanya self limited dan biasanya
pasien tidak mencari pengobatan. Bentuk yang didapat dan berhubungan
dengan thymoma dan penyakit autoimun relative jarang. Sejak 1936,
ketika kelainan ini dilaporkan, ratusan kasus PRCA kongenital telah
dilaporkan (Bunn, 2002).
Terapi
Keputusan untuk
memondokkan pasien atau rawat jalan tergantung dari keadaan klinis
dan kemampuan untuk melakukan evaluasi, perawatan dan transfusi di
luar rumah sakit. Sampai saat ini jenis terapi yang dapat digunakan masih belum memberikan hasil yang memuaskan. PRCA yang self limited tidak memerlukan terapi karena akan membaik sendiri sementara yang kronis dan tidak membaik biasanya membutuhkan transfusi dan berbagai macam obat tergantung dari penyebabnya. Kortikosteroid, IVIG, obat-obat imunosupresif dan sitotoksik, plasmapharesis serta transplantasi stem cell dapat menjadi alternatif terapi.
DAFTAR
PUSTAKA
Bunn
HF. Drug-induced autoimmune red-cell aplasia. N
Engl J Med. Feb
14 2002;346(7):522-3.
Casadevall
N, Nataf J, Viron B, et al. Pure red-cell aplasia and
antierythropoietin antibodies in patients treated with recombinant
erythropoietin. N
Engl J Med. Feb
14 2002;346(7):469-75.
Charles
RJ, Sabo KM, Kidd PG, Abkowitz JL. The pathophysiology of pure
red cell aplasia: implications for therapy. Blood. Jun
1 1996;87(11):4831-8.
Da
Costa L, Willig TN, Fixler J, Mohandas N, Tchernia G.
Diamond-Blackfan anemia. Curr
Opin Pediatr. 2001;13:10–15
D'Arena
G, Vigliotti ML, Dell'Olio M, et al. Rituximab to treat chronic
lymphoproliferative disorder-associated pure red cell aplasia. Eur
J Haematol. Mar 2009;82(3):235-9
Dessypris
EN. Aplastic anemia and pure red cell aplasia. Curr
Opin Hematol. Mar 1994;1(2):157-61.
El-Beshlawy,
A, Ibrahim, I.Y, Rizk, S, Eid, K. Study of 22 Egyptian Patients With
Diamond-Blackfan Anemia, Corticosteroids, and Cyclosporin Therapy
Results. Pediatrics
2002;110;e44
eMedicine.medscape.com
Erslev
AJ, Soltan A. Pure red-cell aplasia: a review. Blood
Rev. Mar 1996;10(1):20-8.
Freedman
MH. Pure red cell aplasia in childhood and adolescence:
pathogenesis and approaches to diagnosis. Br
J Haematol. Oct 1993;85(2):246-53.
Helbig
G, Stella-Holowiecka B, Krawczyk-Kulis M, et al. Successful
treatment of pure red cell aplasia with repeated, low doses of
rituximab in two patients after ABO-incompatible allogeneic
haematopoietic stem cell transplantation for acute myeloid
leukaemia. Haematologica. Nov 2005;90
Suppl:ECR33.
Herbert
KE, Prince HM, Westerman DA. Pure red-cell aplasia due to
parvovirus B19 infection in a patient treated with
alemtuzumab. Blood. Feb
15 2003;101(4):1654
Hirokawa
M, Sawada K, Fujishima N, et al. Acquired pure red cell aplasia
associated with malignant lymphomas: a nationwide cohort study in
Japan for the PRCA Collaborative Study Group. Am
J Hematol. Mar 2009;84(3):144-8.
Musso
M, Porretto F, Crescimanno A, et al. Donor lymphocyte infusions
for refractory pure red cell aplasia relapsing after both autologous
and nonmyeloablative allogeneic peripheral stem cell
transplantation. Bone
Marrow Transplant. Apr 2004;33(7):769-71
Nathan
DG, Sieff CA. Pure red-cell aplasia. N
Engl J Med. Jun
24 1999;340(25):2004; discussion 2005.
Perdahl
EB, Naprstek BL, Wallance WC, Lipton JM. Erythroid failure in
Diamond-Blackfan anemia is characterized by apoptosis. Blood.
1994;83:
645–650
Rabitsch
W, Knobl P, Greinix H, et al. Removal of persisting
isohaemagglutinins with Ig-Therasorb immunoadsorption after major
ABO-incompatible non-myeloablative allogeneic haematopoietic stem
cell transplantation. Nephrol
Dial Transplant. Nov 2003;18(11):2405-8
Sawada
K, Hirokawa M, Fujishima N. Diagnosis and management of acquired
pure red cell aplasia. Hematol
Oncol Clin North Am. Apr 2009;23(2):249-59.
Thompson
DF, Gales MA. Drug-induced pure red cell
aplasia. Pharmacotherapy. Nov-Dec 1996;16(6):1002-8.
Wong
KF, Kwong YL. Pure red cell aplasia: its clinical association
and treatment. Blood. Oct
15 1996;88(8):3244-5.
Zecca
M, De Stefano P, Nobili B, Locatelli F. Anti-CD20 monoclonal
antibody for the treatment of severe, immune-mediated, pure red cell
aplasia and hemolytic anemia. Blood. Jun
15 2001;97(12):3995-7.
Zimmer
J, Regele D, de la Salle H. Pure red-cell aplasia. N
Engl J Med. Jun
24 1999;340(25):2004-5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar