Sulit Buang Air Besar (BAB) pada bayi dan anak merupakan masalah yang sering dihadapi oleh orang tua di seluruh dunia. Dalam bahasa medis istilah sulit buang air besar ini disebut dengan konstipasi. Konstipasi pada anak sebagian besar (90%) merupakan konstipasi idiopatik atau tidak jelas penyebabnya (Plas, 1998). Secara umum konstipasi dibagi menjadi dua macam. Yang pertama yakni konstipasi fungsional (non organik) yang tidak disertai penyebab adanya kelainan pada organ pencernaan karena kelainan anatomis bawaan, penyakit atau obat (konstipasi habitual atau psikogenik, Ulsben, 1999). Yang kedua adalah konstipasi non fungsional (organik) yaitu konstipasi yang disebabkan oleh adanya kelainan anatomis bawaan, penyakit atau obat.
Penyebab konstipasi fungsional pada anak
a) Kurangnya asupan serat (dietary fiber).
b) Kurang minum dan meningkatnya kehilangan cairan(dehidrasi)
b) Asupan susu yang berlebihan (susu mengandung rendah serat dan tinggi kalsium)
c) Malnutrisi
d) Gangguan motilitas (slow transit).
f) Berkurangnya aktivitas fisik pada individu yang sebelumnya aktif
g) Stres dan perubahan aktivitas rutin sehari-hari
h) Menahan defekasi akibat pengalaman nyeri pada defekasi sebelumnya, biasanya disertai fisura ani.
i) Adanya riwayat keluarga
j) Intoleransi terhadap susu sapi dapat bermanifestasi konstipasi (8%), sebagian besar IgE-mediated dengan karakteristik utamanya infiltrasi eosinofil (Iacono dkk, 1998)
Penyebab konstipasi organik/non fungsional
a) Kelainan anatomik: 1) kelainan anus (anus imperforata, anteriorly displaced anus, fisura anal atau perianal, stenosis anal); 2) striktur
kolon (primer atau sekunder), massa pelvis (teratoma sakrum)
b) Kelainan endokrin, metabolik dan imunologis: hipotiroidism, multiple endocrine neoplasia type 2B, gluten enteropathy
c) Kelainan neurologi: palsi serebral, hipotonia (sindrom Down, prune-belly syndrome), kelainan medula spinalis, neurofibromatosis, static encephalopathy.
d) Kelainan neuromuskular: aganglionosis (penyakit Hirschsprung), penyakit Chagas, infant botulism, pseudoobstruksi
e) Kelainan otot abdomen: prune belly, gastroskisis
f) Penyakit jaringan ikat: skleroderma, lupus eritematosus sistemik
g) Obat-obatan: antasid, antikolinergik, antidepresan, bismuth, laksatif, opiat, fenobarbital, simpatomimetik (Ulsben, 1999; Abi-Hanna dan Lake, 1998, Baker dkk, 2006)
*disarikan dari ukk gastrohepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia dan berbagai sumber oleh Nurcholid Umam K
Tidak ada komentar:
Posting Komentar