Rabu, 09 November 2011

HFMD atau Flu Singapura atau PTKM

 
PENYEBAB
HFMD atau dikenal juga dengan sebutan PTKM (Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam family Picornaviridae , genus Enterovirus, terutama virus Coxsackie Grup A, khususnya tipe A16. Di dalam famili Picornaviridae , terbagi menjadi genus Enterovirus dan Rhinovirus. Di dalam genus Enterovirus, terdiri dari Poliovirus, tipe 1-3; Coxsackievirus kelompok A, tipe 1-24 (tidak ada tipe 23); Coxsackievirus kelompok B, tipe 1-6; Echovirus, tipe 1-34 (tidak ada tipe 10 dan tipe 28); dan Enterovirus, tipe 68-71. Enterovirus adalah penghuni sementara saluran pencernaan manusia dan dapat diisolasi dari tenggorokan atau usus bawah. Enterovirus yang bersifat sitopatogenik (Poliovirus, Echovirus, dan beberapa Coxsackievirus), pertumbuhannya dapat segera terjadi pada suhu 36 o C sampai 37 o C dalam biakan primer sel ginjal manusia dan monyet. Coxsackievirus yang termasuk dalam genus Enterovirus, terbagi menjadi kelompok A dan B. Coxsackievirus kelompok A serotipe tertentu menyebabkan penyakit herpangina; Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM); dan konjungtivitas hemoragik akut. Coxsackievirus kelompok B dapat menyebabkan penyakit pleurodinia, miokarditis, perikarditis, dan meningoensefalitis. Penyebab HFMD yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackievirus A16, sedangkan yang memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau timbul komplikasi sampai menyebabkan pasien meninggal disebabkan oleh Enterovirus 71.

Virus yang termasuk genus Enterovirus, menular lewat mulut atau tenggorokan. Virus menular pada jaringan mukosal dari tenggorokan, usus, atau keduanya, akhirnya masuk ke dalam aliran darah dan meningkatkan akses ke dalam sel dan menetapkan target organ tubuh, misalnya sumsum tulang belakang, miokardium, dan kulit. Virus umumnya berada di dalam tenggorokan selama 1 minggu pertama dari atau saat sakit dan terdapat pada feses dari 1-4 minggu setelah serangan penyakit; saat itu virus tersebut sudah dapat diisolasi dari urat saraf tulang belakang, otak, hati, dan pada kulit yang luka.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM) yang disebabkan oleh Coxsackievirus A16 ini, sangat menular dan sering terjadi pada musim panas. PTKM adalah penyakit yang sering terjadi pada kelompok masyarakat yang berpenduduk padat dan umumnya menyerang anak-anak berusia antara 2 minggu sampai 5 tahun (kadang sampai 10 tahun). Orang dewasa jarang menderita penyakit tersebut karena daya tahan tubuhnya lebih kuat, walau kadang orang dewasa bisa juga terserang penyakit ini. Penularannya melalui jalur fekal-pral (pencernaan) dan saluran pernapasan, yaitu dari droplet (butiran ludah), pilek, air liur, tinja, cairan vesikel (kelainan kulit berupa gelembung kecil berisi cairan) atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (“carrier”) seperti lalat dan kecoa. Kontak dalam keluarga merupakan sumber utama infeksi Coxsackievirus A16 ini. Begitu virus sudah masuk dalam keluarga, semua orang yang rentan dalam keluarga tersebut biasanya terkena infeksi, meskipun tidak semuanya memiliki gejala klinis yang nyata. Penyakit ini memberi imunitas spesifik, namun anak dapat terkena PTKM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Masa Inkubasi Coxsackievirus A16 ini adalah 2 – 5 hari.
MANIFESTASI KLINIS


Masa prodromal ditandai dengan panas subfebris, anoreksia, malaise dan nyeri tenggorokan yang timbul 1-2 hari sebelum timbul enantem. Enantem adalah manifestasi yang paling sering pada PTKM. Lesi dimulai dengan vesikel yang cepat menjadi ulkus dengan dasar eritem, ukuran 4-8 mm yang kemudian menjadi krusta, terdapat pada mukosa bukal dan lidah serta dapat menyebar sampai palatum uvula dan pilar anterior tonsil. Eksantema tampak sebagai vesiko pustul berwarna putih keabu-abuan, berukuran 3-7 mm terdapat pada lengan dan kaki, pada permukaan dorsal atau lateral, pada anak sering juga terdapat di bokong. Lesi dapat berulang beberapa minggu setelah infeksi, jarang menjadi bula dan biasanya asimptomatik, dapat terjadi rasa gatal atau nyeri pada lesi. Lesi menghilang tanpa bekas.
GEJALA
Mula-mula demam tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (faringitis), tidak ada nafsu makan, pilek, gejala seperti flu pada umumnya yang tak mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulkus di mulut seperti sariawan (lidah, gusi, pipi sebelah dalam) terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan. Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash/ruam (makulopapel) ada dibokong. Penyakit ini umumnya akan membaik sendiri dalam 7-10 hari, dan tidak perlu dirawat di rumah sakit.
PENGOBATAN
1. Istirahat yang cukup
2. Pengobatan spesifik tidak ada, jadi hanya diberikan secara simptomatik saja berdasarkan keadaan klinis yang ada
3. Dapat diberikan:
Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus
Extracorporeal membrane oxygenation.

Pengobatan simptomatik:
· Antiseptik di daerah mulut
· Analgesik, misalnya parasetamol
· Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum karena demam
· Pengobatan suportif lainnya (misalnya gizi)

Penyakit ini adalah “self limiting diseases”, yaitu dapat sembuh dengan sendirinya, dalam 7-10 hari, pasien perlu istirahat karena daya tahan tubuh menurun. Pasien yang dirawat adalah yang dengan gejala berat dan komplikasi tersebut diatas. Anak yang menderita penyakit ini harus tetap mandi, namun ketika menggosok tubuh dengan sabun harus perlahan agar bintil berairnya tidak pecah. Bila demam penderita sangat tinggi, dapat dibantu dengan kompres dan obat penurun panas. Jika bagian kulit yang terdapat ruam dan bintil berair terasa gatal, dapat ditaburi dengan bedak pengurang rasa gatal. Bintil yang pecah dapat diberi salep antibiotik untuk mencegah menyebarnya infeksi. Pasien yang tidak mau makan dan minum, tubuhnya akan menjadi kekurangan cairan (dehidrasi), sehingga rentan terhadap infeksi yang lebih berat. Untuk pasien seperti itu, maka perlu dirawat di rumah sakit agar mendapat terapi cairan yang cukup. Dalam jumlah kecil, juga terdapat pasien yang mengalami komplikasi yang cukup berat yaitu ensefalitis (radang selaput otak). Pasien HFMD dengan ensefalitis memiliki gejala demam yang terus menerus tinggi dan hilang kesadaran. Bila seperti itu, maka harus segera dibawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat agar pasien bisa mendapatkan perawatan yang memadai dan intensif.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik. Pencegahan penyakit adalah dengan menghilangkan kekumuhan dan kepadatan lingkungan; kebersihan (Higiene dan Sanitasi) lingkungan maupun perorangan. Cara yang paling gampang dilakukan adalah misalnya membiasakan selalu cuci tangan, khususnya sehabis berdekatan dengan penderita, desinfeksi peralatan makanan, mainan, handuk yang memungkinkan terkontaminasi. Selalu waspada dan segera berobat apabila anak tidak mau makan-minum, muntah terus-menerus dan selalu mengantuk tapi anak sukar dibangunkan. Anak yang terserang penyakit ini bisa dipertinggi daya tahan tubuhnya dengan tetap makan secara teratur, dengan gizi yang baik, makanan hendaknya cukup mengandung protein dan kalori. Dianjurkan minum sebanyak mungkin, terutama sari buah segar, sekaligus untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral anak yang terserang penyakit ini, sebaiknya sari buah yang diberikan berupa jus buah, seperti jus jambu, jeruk, mangga atau apel. Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang. Pasien sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung beberapa minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan. Di Rumah sakit, “Universal Precaution ” harus dilaksanakan. Penyakit ini belum dapat dicegah dengan vaksin (Imunisasi).
*Disarikan dari berbagai sumber oleh Nurcholid Umam K
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar