Selasa, 06 Desember 2011

Diare


Diare merupakan permasalahan utama penyebab sakit dan kematian di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Sekitar 42% bayi dan anak usia 0-12 bulan meninggal karena diare dan 29% penyebab kematian pada anak umur 1-4 tahun. Menurut banyak penelitian, virus merupakan penyebab utama diare. Virus yang berperan pada infeksi ini adalah Rotavirus. Karena sebagian besar penyebab diare adalah virus, maka pemakaian antibiotik pada anak diare tidak direkomendasikan. Obat yang direkomendasikan untuk diare adalah pemberian zinc 10-20mg per hari (tergantung umur), cairan rehidrasi oral atau oralit dan pre/probiotik.
Pemberian antibiotik hanya diindikasikan pada disentri, yaitu diare dengan darah yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri Shigella.
Secara umum terdapat 5 pedoman tata laksana diare yang disebut dengan 5 lintas tata laksana diare yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yaitu:
1. Rehidrasi. Usaha ini meliputi pemberian cairan minum berupa oralit untuk mencagah terjadinya dehidrasi.
2. Dukungan nutrisi. Anak yang diare tetap melanjutkan makan seperti biasa, termasuk pemberian ASI atau cairan lain seperti susu, kuah sop, sari buah atau minuman lain.
3. Suplementasi zinc seperti telah dijelaskan di atas.
4. Antibiotik selektif seperti yang telah disinggung di atas.
5. Edukasi. Usaha ini termasuk memberikan edukasi kepada ibu untuk terus memberikan cairan oralit semau anak, mengenali tanda-tanda dehidrasi dan kegawatan lain serta 5 lintas tata laksana diare.

*Disarikan dari berbagai sumber oleh Nurcholid Umam K

Tidak ada komentar:

Posting Komentar