Vaskulitis merupakan penyakit yang berhubungan dengan reaksi imun tubuh kita. Penyakit ini banyak terjadi pada anak tetapi sering tidak terdiagnosis dengan baik. Apa itu vaskulitis?
Vaskulitis adalah suatu kumpulan gejala klinis dan patologis yang ditandai adanya proses inflamasi dan nekrosis dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang terkena dapat arteri atau vena dengan berbagai ukuran
Vaskulitis terjadinya akibat
aktivasi proses imunologi pada dinding pembuluh darah. Beberapa pertanyaan yang
banyak dikemukakan misalnya: kenapa vaskulitis itu terjadi, keadaan apa saja yang
dapat mencetuskan kerusakan pembuluh darah, atau jenis alergen apa saja yang
dapat menyebabkan vaskulitis, dan mengapa proses inflamasi tersebut hanya
terjadi pada pembuluh darah tertentu saja tanpa melibatkan pembuluh darah
lainnya, serta mediator-mediator yang dapat menyebabkan kerusakan dinding
pembuluh darah. Kondisi tersebut hanya sebagian dapat diterangkan sedangkan
mekanisme lainnya masih dalam penelitian.
Keadaan imunologi yang dapat
menerangkan timbulnya aktivasi imunologi ditentukan oleh beberapa keadaan,
yaitu jumlah antigen, kemampuan tubuh mengenai antigen, kemampuan respons imun
untuk mengeliminasi antigen dan route (target organ) yang dirusak.
Beberapa mediator yang dapat
terlibat dalam vaskulitis ini, misal : Interleukin (sitokin) yaitu suatu
molekul yang dihasilkanoleh sel yang teraktivasi oleh respons imun yang dapat
berpengaruh terhadap mekanisme imunologi selanjutnya. Interleukin yang berperan
pada vaskulitis ialah : IL-1, IL-2, IL-6, IL-4, TNF alfa, dan Interferon gamma.
Sedangkan mediator inflamasi lainnya yang terlibat dalam terjadinya vaskulitis
misalnya histamin, serotonin, PAF dan endotelin. Walaupun etiologi dari HSP
tidak diketahui akan tetapi endapan Ig A di jaringan merupakan gambaran
imunipatogenesis yang patogenpmonik.
Walaupun banyak pembagian
mengenai vaskulitis akan tetapi klasifikasi yang banyak dianut adalah pembagian
menurut Consensus Chapel Hill (1994) yang melibatkan berbagai ahli
sehingga dapat diterima dari berbagai sudut pandang.
I. VASKULITIS PRIMER (Vaskulitis
menurut konsensus Chapel Hill 1994)
A. Vaskulitis pembuluh
darah besar
1.
Arteritis Temporal (giant cell arteritis)
:
Arteritis granulomatosa aorta
serta cabang-cabang yang besar dengan predileksi pada cabang ekstra kranial
arteri karotis. Sering mengenai arteri temporalis. Umumnya terjadi pada pasien
usia lebih dari 50 tahun dan sering dihubungkan dengan polimialgia reumatika.
2. Arteritis
Takayasu
Suatu proses
inflamasi granulomatosa aorta dan cabang-cabang utama. Umumnya didapat pada
pasien usia < 50 tahun.
B.
Vaskulitis pembuluh darah sedang
1.
Poliarteritis nodosa (poliarteritis nodosa
klasik)
Inflamasi dan nekrosis pembuluh
darah sedang atau kecil tanpa glomerulonefritis atau vaskulitis di arteriol,
kapiler atau vena kecil.
2. Penyakit
Kawasaki
Arteritis yang mengenai pembuluh
darah besar, sedang dan kecil serta berhubungan dengan sindrom mukokutaneus
kelenjar getah bening. Pembuluh darah koroner sering terkena. Umumnya penyakit
ini terjadi pada anak-anak.
C.
Vaskulitis pembuluh darah kecil
1.
Granulomatosis Wagener
Suatu inflamasi granulomatosa
yang mengenai saluran napas dan vaskulitis nekrosis pembuluh darah kecil dan
sedang (kapiler, venul, arteriol dan arteri) Glomerulonefritis nekrosis sering
dijumpai.
2. Sindrom
Churg-Strauss
Hipereosinofilia dan inflamasi
granulomatosa yang mengenai saluran napas dan vaskulitis nekrosis yang mengenai
pembuluh darah kecil dan sedang serta berhubungan dengan asma dan
hipereosinofilia.
3. Poliarteritis
Mikroskopik
Vaskulitis nekrosis dengan
sedikit atau tanpa deposit imun yang dapat terjadi pada pembuluh darah kecil
(kapiler, venul dan arteriol). Arteritis nekrosis pembuluh darah kecil dan
sedang sering ditemukan, glomerulonefritis nekrosis dan kapileritis pembuluh
darah paru.
4. Purpura
Henoch-Schönlein
Vaskulitis dengan deposit imun
IgA yang terjadi pada pembuluh darah kecil (kapiler, venul, atau arteriol).
Kelainan tersebut sangat khas, mengenai kulit, saluran cerna, glomerulus dan
bukan artralgia & artritis.
5. Vaskulitis
krioglobulinemia esensial
Vaskulitis dengan deposit imun
krioglobulin mengenai pembuluh darah kecil (kapiler, venul atau arteriol) dan
dihubungkan dengan krioglobulin dalam serum. Organ yang sering terkena ialah
kulit dan glomerulus.
6. Angiitis
kutaneus leukositoklastik
Angiitis kutaneus
leukositoklastik yang terisolasi tanpa vaskulitis sistemik atau
glomerulonefritis.
II. VASKULITIS SEKUNDER
1. Vaskulitis
yang berhubungan dengan penyakit infeksi (endokarditis bakterial, viral,
mikrobakterial dan riketsia)
2. Vaskulitis
yang berhubungan dengan penyakit kolagen (lupus eritematosus sistemik,
artritis, reumatoid, sindrom Sjögren’s, dermatomiositis)
3. Vaskulitis
oleh karena obat (drug induced vasculitis)
4. Vaskulitis
yang berhubungan dengan keganasan
5.
Vaskulitis yang berhubungan dengan penyakit
sistemik (hepatitis kronik aktif, sirosis biliaris primer)
berapa jumlah penderita vaskulitis yang ada di Indonesia?
BalasHapusSampai saat ini belum ada data pasti dan belum ada penelitian yang melaporkan insidensi dan prevalensi penderita penyakit ini, beberapa penelitian lokal di indonesia menyebutkan angka 2-5%. Kesulitan dalam pendataan penyakit ini karena banyaknya gejala yang mungkin muncul dan diagnosis yang sulit ditegakkan. Terimakasih dan kami akan coba mencari jurnal-jurnal terbaru
HapusSaya di kasih tau oleh dokter mengalami vaskulitis.. Ketika saya menulis ini, vaskulitis yg saya alami 11 hari sudah lamanya. Diawal penyakit saya, saya diberikan medixon 2x8mg dan obat utk melindungi lambung. Ttpi dihari ke 5 saya nyeri perut. Saya melaporkan ke dokter yg merawat saya. Kemudian dosis medixon diturunkan. Dihari ke 9 saya udh gak tahan dgn magg saya. Akhirnya saya di rawat dan medixon dihentikan oleh dokter ybs. Saya diberikan salep. Sampai saat ini vaskulitis saya terus bertambah. Yg ingin saya tanyakan bagaimana penanganan vaskulitis ini secara medis? Makanan apa saja yg hrs saya hindari? Dan brpa lama vaskulitis ini bisa mulai membaik? Terimakasih jawaban sdr, semoga informasi dr sdr brmanfaat utk saya. Dan Tuhan Yang Maha Kuasa lah yg membalas kebaikan sdr.
BalasHapusterapi vaskulitis yang masih dipakai saat ini dan menurut banyak penelitian berhasil dengan baik adalah pemberian steroid seperti yang diberikan pada saudara, tetapi memang efek samping dari pemberian steroid ini kadang muncul misalnya nyeri lambung yang saudara alami, pemberian salep memang tidak dapat banyak membantu karena dibutuhkan obat sistemik. Mungkin dapat dipertimbangkan penggunaan obat imunosupresan lain yang mungkin dapat diberikan melalui suntikan, tanyakan pada dokter yang merawat saudara apakah ada pilihan imunosupresan jenis lain yang dapat digunakan. Tidak ada data yang valid tentang jenis makanan yang harus dihindari. Semoga bermanfaat.
Hapussetahun yang lalu saya di diagnosa kena vaskulitis. dokter menyarankan untuk biopsi kulit tp saya tidak melakukannya. setelah itu, saya tidak pernah ke dokter lagi. bercak-bercak merah di kaki sudah tidak pernah muncul, saya juga sudah tidak minum obat lagi. tapi saya masih sering merasakan nyeri di kaki setelah lari-lari atau berdiri dalam waktu yang lama. yang ingin saya tanyakan, apakah dengan tidak munculnya bercak-bercak merah itu berarti saya sudah sembuh? berapa kemungkinan saya kena vaskulitis yang seperti dulu lagi (bercak merah di seluruh kaki hingga kesulitan berjalan)? apa yang harus saya lakukan? bertemu dokter lagi?
BalasHapus