Minggu, 29 Januari 2012

Infeksi Saluran Kencing pada Anak


Infeksi saluran kemih (ISK) adalah adanya bakteri atau jamur didalam urine (air kencing) yang dalam keadaan biasa bebas kuman.
 Beberapa istilah yang direkomendasikan oleh Medical Research Council Bacteriuria Comitte  adalah:
    # ISK atas, infeksi saluran kemih bagian atas terutama parenkim ginjal, lazimnya disebut sebagai pielonefritis.
-      # ISK bawah, bila infeksi di vesika urinaria (sistitis) atau uretra. Batas antara atas dan bawah adalah persambungan vesicoureter (vesicourethral junction).
-       # ISK berulang (recurrent Urinary Tract Infection/UTI) didefinisikan sebagai berulangnya simptom serangan ISK yang ditandai dengan adanya interval masa bebas simptom/gejala. ISK berulang biasanya disebabkan oleh karena re-infeksi oleh bakteri yang sama tetapi dengan spesies atau serotipe yang berbeda dan bukan disebabkan oleh gagalnya eradikasi kuman dalam saluran kemih.
-     # ISK Relaps adalah ISK yang terjadi berulang dan  disebabkan oleh strain bakteri yang sama, walaupun pengobatan antibiotika sudah cukup adekuat. ISK relaps biasanya berhubungan dengan adanya kelainan struktur saluran kemih atau karena adanya batu saluran kemih.

 Sebagian besar infeksi saluran kemih disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari flora fekal saluran gastrointestinal bawah. Mikroorganisme ini masuk ke vesika urinaria melalui uretra dan akan sampai ke ginjal melalui ureter. 
  Beberapa penelitian telah berhasil mengidentifikasi mikroorganisme penyebab infeksi saluran kencing (lihat tabel)
 
Peneliti
Jenis kuman
Frekuensi
(%)
Damanik
1990
E.coli
Pseudomonas sp
Staphylococcus sp
Proteus sp
60,7
14,3
10,7
10,7
Heldrich et al
2000
E.coli
Klebsiella sp
Enterococcus sp
84
2
5
Schoen
2000
E.coli
Klebsiella sp
Enterococcus sp
77
11
9
Samirah et al
2004
E.coli
Klebseilla sp
39,4
26,3
Harini
2004
E.coli
Klebseilla sp
39,4
26,3



Gagal ginjal pada neonatus


Apakah bayi dapat menderita gagal ginjal? ternyata gagal ginjal tidak hanya diderita oleh orang dewasa, bayi juga dapat menderita gagal ginjal. Bagaimana mungkin?
Definisi
Gagal ginjal akut (GGA) adalah penurunan fungsi ginjal mendadak dengan akibat hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Adapula yang mendefinisikan gagal ginjal akut sebagai suatu sindrom yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dengan akibat terjadinya penimbunan hasil metabolit persenyawaan nitrogen seperti ureum dan kreatinin.
Definisi gagal ginjal akut pada neonatus adalah keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal secara mendadak, disertai peningkatan kadar kreatinin  dalam darah serta penurunan produksi urin ( < 0,5-1 ml/kg BB/jam) sampai anuria. Anuria bila produksi urin < 1ml/kg BB/hari.
Pada umumnya (100%) bayi baru lahir akan kencing  pada 48 jam pertama setelah lahir. Dalam keadaan normal, setelah lahir produksi urin bayi berkisar 1-3 ml/kg BB/jam. Oliguria pada neonatus, bila produksi urin < 0,5-1 ml/kg BB/jam. Keadaan anuria pada bayi baru lahir pada 24 jam pertama biasanya masih dianggap normal, oleh karena sering bayi telah kencing pada saat setelah lahir ( masih diruang persalinan).
Gagal ginjal akut (GGA) pada bayi baru lahir merupakan masalah yang serius. Keadaan ini biasanya disertai dengan oliguria atau anuria. Namun pada beberapa kasus dapat terjadi tanpa disertai penurunan produksi urin, yang disebut gagal ginjal akut non oliguria. GGA non oliguria sering ditemukan sebagai akibat obat obatan khususnya golongan aminoglikosida.
Untuk mengetahui penyebab GGA pada neonatus perlu memperhatikan beberapa hal yaitu adanya kelainan kongenital, keadaan perinatal, penyakit atau keadaan ibu, obat obatan yang dipergunakan, disamping mencari kemungkinan penyebab prerenal, renal dan post renal.
Etiologi
Pada neonatus dan bayi penyebab gagal ginjal akut yang sering dijumpai adalah:
Prerenal yaitu:
            -Perdarahan perinatal, twin twin tranfusion, komplikasi amniosintesis, abruptio
              plasenta, troma kelahiran, dehidrasi, hipoalbumin, NEC
            -Perdarahan neonatal, perdarahan intra ventrikel, perdarahan adrenal.
            -Asfiksia perinatal, hipoksia, hyalin membrane disease
            -Peningkatan tahanan pembuluh darah ginjal yaitu pada polisitemia, NSAID
Interinsik/renal:
            -Tubular nekrosis akut dapat terjadi akibat asfiksia perinatal, pemakainan obat   
               obatan aminoglikosida, NSAID yang diberikan saat hamil.
            -Angiotensin converting enzym (ACE) inhibitor, dapat menembus plasenta
               sehingga dapat mengganggu hemodinamik dan dapat mengakibatkan terjadinya
               gagal ginjal akut
-Glomerulonefritis akut (jarang terjadi), merupakan akibat antibodi dari ibu yang dapat menembus plasenta dan menimbulkaan reaksi dengan glomerulus. Juga transfer penyakit penyakit kronik yaitu syfilis, sitomegalo virus dapat menyebabbkan gagal ginjal akut.
Post renal:
-          Kelainan kongenital pada saluran kencing merupakan penyebab post renal yang sering ditemukan.

Rabu, 25 Januari 2012

Imunisasi untuk diare (Rotavirus)


Saat ini telah diluncurkan vaksinasi terbaru untuk mencegah penyakit diare atau mencret pada anak. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa diare pada anak merupakan salah satu penyebab kematian di Indonesia. Penyebab dari diare kebanyakan karena infeksi Rotavirus. Untuk mencegah anak terkena penyakit ini dan mencegah keparahan penyakit jika terinfeksi virus ini, maka para ilmuwan kedokteran telah berhasil membuat vaksin rotavirus. Saat ini ada 2 macam vaksin rotavirus yang disetujui beredar di Indonesia yaitu Rotateq dan Rotarix. Vaksin ini diberikan sebanyak 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Pemberiannya dengan cara diteteskan per oral.
Untuk vaksin Rotarix dosis pertama diberikan saat umur 6-14 minggu, dosis kedua diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksinasi Rotarix selesai diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu.
Untuk vaksin Rotateq dosis pertama diberikan umur 6-12 minggu, interval dosis ke 2 dan ke 3 antara 4-10 minggu, dan dosis ke 3 diberikan pada umur <32 minggu (interval minimal 4 minggu).

Sumber:IDAI

Minggu, 15 Januari 2012

Kejang pada bayi

 
Kejang pada neonatus adalah setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir, berlangsung berulang-ulang dan periodik. Manifestasi kejang pada bayi lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang, tiba-tiba menangis melengking, tonus otot hilang disertai/tidak dengan hilangnya kesadaran, pergerakan yang tidak terkendali (involuntary movements), nistagmus atau mata mengedip-ngedip paroksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan (fenomena oral dan bukal), bahkan apnea atau henti napas.
Kejang pada neonatus merupakan kasus darurat yang harus ditangani segera oleh petugas yang terlatih berdasar ilmu kedokteran berbasis bukti.
Bila bayi anda kejang maka harus segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemberantasan kejang dan mencari penyebabnya. Penyebab kejang dapat bermacam-macam misalnya hipoglikemia (kekurangan glukosa), kelainan otak bawaan, ketidak seimbangan elektrolit akibat muntah atau diare, demam tinggi, atau penyulit saat kelahiran seperti asfiksia (gagal bernapas saat lahir). Penanganan kejang yang cepat dan tepat dapat mencegah kelainan otak pada masa yang akan datang. Banyak bayi yang mengalami kejang, pada masa berikutnya mengalami komplikasi berupa epilepsi, hidrocefalus, atau cerebral palsy (gangguan motorik menetap).

Rabu, 11 Januari 2012

Imunisasi BCG pada BBLR



Menurut jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh Satgas Imunisasi 2010, imunisasi BCG diberikan pada usia 0-3 bulan. Penelitian yang dilakukan oleh Ferreira dkk, 1996 di Brasil mendapatkan hasil bayi (berat badan lahir rendah/BBLR) dengan berat badan lahir (BBL) 2000 -2495 gram memberikan respon imun yang sama terhadap vaksin BCG dibandingkan dengan BBL normal. Penilaian respon imun dilakukan dengan menilai lymphocyte proliferation dan reaksi PPD (Protein Purified Derivative). Penelitian yang dilakukan oleh Kaur dkk, 2002 di India mendapatkan hasil yang serupa, tidak ada perbedaan yang bermakna antara bayi BBLR ( 2.000 sd 2499 gram) dan (Berat badan lahir normal/BBLN) pada reaksi lokal (scar) setelah pemberian vaksin BCG. Tavares EC dkk, merekomendasikan pemberian vaksin BCG pada semua BBLR setelah mencapai BB 2.000 gram.
Ikatan Dokter Anak Indonesia juga merekomendasikan pemberian vaksin BCG pada semua BBLR setelah mencapai berat badan 2000 gram.

Selasa, 10 Januari 2012

Bedakan muntah dan gumoh pada bayi



Banyak tenaga kesehatan baik perawat, bidan , dokter dan ibu-ibu yang melihat bayi yang mengeluarkan isi lambungnya keluar. Biasanya mereka panik dan segera menganggap bayi muntah-muntah. Beberapa dokter kadang langsung memberi terapi anti muntah ketika mendapat keluhan dari ibu bahwa bayinya muntah. Perlu diselidiki dulu apakah bayi tersebut benar-benar muntah atau hanya gumoh, atau reflux, atau ruminasi. Berikut kami sampaikan definisi yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia:
Muntah atau emesis adalah pengeluaran (ekspulsi) dari isi lambung ke rongga mulut yang disertai dengan kekuatan (forceful) akibat kontraksi otot perut, dinding dada, dan diafragma pada saat yang bersamaan dengan kontraksi pilorus dan terbukanya kardia lambung,.
Gastroesophageal reflux (GER) adalah pasase isi lambung ke dalam esofagus.
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gejala atau komplikasi akibat GER.
Regurgitasi atau spitting up adalah pengeluaran isi lambung yang mengalami refluks ke orofaring dan mulut tanpa disertai kekuatan (effortless). Regurgitasi dapat dibedakan secara klinis dari muntah karena tidak didahului dengan gejala prodromal, retching, kontraksi otot, dan isi lambung keluar tanpa kekuatan, .
Ruminasi adalah regurgitasi bahan makanan yang telah tertelan ke dalam mulut yang kemudian kembali dikunyah, lalu ditelan atau dikeluarkan. Ruminasi tidak disertai oleh rasa mual/nausea, retching, atau pengeluaran dengan kekuatan (forceful expulsion) dari bahan makanan. Ruminasi sering dijumpai pada anak dengan retardasi mental. Selain itu, ruminasi juga dijumpai pada anak dengan gangguan psikologis, anak terlantar, dan bayi yang mengalami rawat inap dalam waktu lama.
Possetting atau gumoh adalah keluarnya kembali sejumlah kecil susu yang terjadi sesudah minum pada bayi sehat.
Nausea atau mual adalah pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan, tetapi bukan merupakan rasa nyeri, lokasi di epigastrium dan berhubungan dengan perasaan bahwa muntah akan segera terjadi,

Flu Burung atau Avian Influenza


Beberapa hari yang lalu kembali terjadi kasus kematian akibat infeksi virus flu burung di Indonesia. Kita perlu mewaspadai terjadinya outbreak virus flu burung ini di seluruh Indonesia. Pemahaman terhadap penyakit ini sangat diperlukan untuk mewaspadai gejala-gejalanya. Anak-anak termasuk yang paling rentan menderita flu burung.
Apa itu avian influenza?
Avian influenza (dikenal juga sebagai flu burung) disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung dan unggas, seperti ayam dan bebek. Virus ini biasanya tidak menyerang manusia. Tetapi telah banyak ditemukan kasus ini pada manusia. Kasus-kasus pada manusia (terutama dikarenakan virus A H5N1 dan H9N2) dilaporkan telah terjadi di Hong Kong, Indonesia dan belahan dunia lainnya.
Bagaimana hal tersebut dapat terjadi?
Avian influenza pada manusia dapat menyebabkan infeksi pada mata, gejala seperti flu (mis. demam, batuk, radang tenggorokan, nyeri otot) atau infeksi pada paru. Jenis lain yang lebih parah (mis. infeksi oleh virus H5N1) dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang lebih serius dan bahkan kematian.
Bagaimana penyebarannya?
Manusia dapat terjangkit dengan avian influenza melalui kontak langsung dengan burung dan unggas yang terinfeksi (hidup atau mati), atau dengan cairan mereka.
Bagaimana menangani avian influenza pada manusia?
Orang yang terinfeksi harus cukup istirahat dan banyak minum. Pasien dengan gejala seperti flu harus segera ke dokter, khususnya mereka dengan ketahanan tubuh yang lemah atau ketika kondisi mereka memburuk, mis. demam tinggi yang tidak turun atau sesak nafas.
Avian influenza H5N1 pada umumnya lebih parah daripada flu biasa, dan sebagian besar pasien membutuhkan perawatan di rumah sakit. Beberapa obat-obatan anti virus dapat membantu dalam menyembuhkan infeksi tapi seharusnya digunakan secara hati-hati dengan mengikuti petunjuk dokter. Kecuali bila terjadi infeksi bakteri, antibiotika tidak diperlukan. Aspirin tidak seharusnya digunakan untuk anak-anak.

Bagaimana pencegahannya?
Burung dan unggas yang terinfeksi (hidup atau mati) atau cairannya dapat membawa virus avian influenza. Dengan demikian, kita seharusnya:
  • Menghindari sentuhan dengan burung dan unggas (hidup atau mati) serta cairannya.
  • Bila Anda menyentuh mereka, cuci tangan dengan sabun hingga bersih.
  • Masaklah unggas dan produk telur hingga matang sebelum dimakan.
  • Ketika bepergian keluar rumah, hindari menyentuh burung atau unggas. Mereka yang bepergian dan kembali dari area yang terjangkit, seharusnya kunjungi dokter sesegera mungkin bila mereka memiliki gejala seperti flu. Katakan pada dokter akan sejarah perjalanan Anda dan kenakan masker untuk mencegah penularan penyakit.
  • Cermati kebersihan setiap saat :
  1. Jagalah tangan agar tetap bersih, sering mencuci tangan dengan sabun cair, khususnya sebelum makan atau menyentuh hidung, mulut atau mata.
  2. Tutup mulut Anda ketika batuk atau bersin dengan kertas tisu. Buanglah tisu yang telah digunakan dengan tepat ke dalam tempat sampah yang tertutup, kemudian cuci tangan secara keseluruhan hingga bersih.
  • Tinggal di rumah dan hindari bepergian ke tempat-tempat keramaian dengan aliran udara yang buruk bila gejala seperti flu menjangkit.
Saat ini, tidak ada vaksinasi efektif untuk mencegah avian influenza pada manusia. Ketahanan tubuh yang baik membantu pencegahan infeksi (termasuk influenza). Hal ini dapat diraih melalui diet yang
seimbang, olahraga secara teratur, istirahat yang cukup, mengurangi stress dan tidak merokok.
 *Disarikan dari berbagai sumber oleh Nurcholid Umam K

Rabu, 04 Januari 2012

Alergi susu sapi


Apakah alergi susu sapi?
Alergi Susu Sapi (CMA) adalah reaksi terhadap susu sapi yang dihasilkan dari sebuah respon imun hipersensitif terhadap satu atau lebih protein susu. Gejala alergi susu sapi dapat berupa ruam kulit, mengi, muntah, diare, sembelit dan distres pernapasan.
Susu adalah penyebab paling umum dari allergy makanan dan mempengaruhi minimal 2-7,5% dari bayi. Di Inggris, setidaknya 10.000 bayi akan mengalami hal ini. Namun gejala yang menjurus pada alergi susu sapi dapat muncul pada 15% bayi, yang berarti bahwa 50.000 bayi di Inggris mungkin memiliki beberapa gejala alergi susu sapi. Hal ini hampir sama kejadiannya hampir di semua negara. Di Indonesia sendiri belum ada data yang cukup valid untuk mengetahui berapa persen bayi yang memiliki alergi susu sapi tetapi diindikasikan jumlahnya sangat banyak.

Gejala yang biasanya ada pada anak-anak dengan alergi susu sapi kadang tersamarkan oleh diagnosis lain. Misalnya ruam kulit yang terjadi pada sebagian bayi yang alergi susu sapi kadang terdiagnosis oleh dokter sebagai sakit kulit biasa karena jamur atau virus atau alergi bukan karena susu sapi. Muntah dan batuk biasanya juga banyak terdiagnosis sebagai penyakit infeksi seperti radang lambung atau radang saluran napas biasa. Diare menjadi gejala utama yang tersamarkan oleh diare karena virus. Sembelit menjadi gejala klinis 5% bayi yang mengalami alergi susu sapi.
Bagaimana membedakan alergi susu sapi dengan penyakit lainnya?
 Dokter biasanya akan mencurigai alergi susu sapi jika tidak ditemukan penyebab lain pada gejala-gejala di atas. Ibu akan diminta untuk menghentikan sementara pemberian susu sapi, biasanya selama 2 minggu. Pada saat pemberian susu sapi dihentikan, akan dilakukan analisis terhadap kondisi pasien. Jika membaik maka kemungkinan pasien memiliki alergi susu sapi. Untuk memastikan mungkin dokter akan meminta susu sapi untuk diberikan lagi setelah masa penghentian, jika gejala muncul lagi maka susu sapi akan dihentikan dan diganti dengan jenis lain misalnya susu sapi yang terhidrolisis sempurna atau susu kedelai yang banyak di pasaran.
Jadi susu sapi tidak selalu dapat diterima oleh anak kita. Waspadailah gejala-gejala alergi yang muncul dan segera konsultasi dengan dokter anak untuk memastikan diagnosisnya.

Lomba balita sehat dan foto balita ceria


Minggu, 01 Januari 2012

Muntah pada anak



Muntah merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh untuk menyingkirkan racun atau toksin yang tertelan. Penyebab muntah ternyata tidak hanya berasal dari gangguan pada sistem gastrointestinal saja, tetapi juga dapat berasal dari organ lain. Oleh karena itu, mencari penyebab muntah bukanlah hal yang mudah.
Muntah dapat menyebabkan banyak konsekuensi yang harus dicermati. Selain menimbulkan rasa tidak nyaman dan kecemasan pada orang tua, muntah dapat menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi, gangguan elektrolit, malnutrisi, dan lain-lain. Muntah atau emesis harus dibedakan dengan refluks, regurgitasi, possetting, dan ruminasi.  
Pada kasus anak dengan muntah, yang paling penting adalah mencegah supaya anak tidak dehidrasi. Kasus yang paling sering dijumpai adalah diare disertai dengan muntah. Pada kasus ini biasanya tidak memerlukan anti muntah atau anti emetik kecuali muntahnya sangat berlebihan. Penggunaan antiemetik sendiri untuk kasus semacam ini masih menjadi kontroversi.
Pada mayoritas anak dengan gejala muntah, antiemetik tidak diperlukan karena kebanyakan disebabkan oleh diare cair akut yang biasanya singkat dan self-limited. Namun demikian, penggunaan antiemetik kadang-kadang diperlukan apabila terdapat risiko dehidrasi dan komplikasi. Indikasi lain pemberian antiemetik pada anak adalah muntah post pembedahan, motion sickness, muntah dan mual akibat kemoterapi dan radiasi. Jadi jika gejala muntah semakin memburuk atau tidak teratasi, segera bawa ke dokter untuk menentukan penyebabnya dan mendapat terapi segera.
Berikut adalah antiemetik yang biasa digunakan dokter untuk mengurangi muntah.
  
Antiemetik yang sering digunakan
Golongan
Nama obat
Antihistamin
Dimenhydrinate
Diphenhydramine
Antagonis dopamine
Chlorpromazine
Metoclopramide
Domperidone
Antagonis serotonin
Ondansetron
Steroid
Dexamethasone
Methyl prednisolone